
Siapa yang tidak mengenal Gunung Kidul Yogyakarta yang merupakan surganya dunia pariwisata. Gunung Kidul terkenal akan banyaknya tempat wisata yang indah dan masih bersifat alami. Salah satu wisata yang penuh sejarah kelam dan merupakan lahan pembantaian, disinilah korban eks PKI dijatuhkan dari lubang atap gua Grubug, entah berapa banyak jumlahnya saat itu. Mistis memang auranya namun tetap eksotis….. Inilah gua Jomblang merupakan gua vertikal dengan hutan purba yang rapat di dasarnya. Sebuah lorong sepanjang 300 m yang dihiasi dengan ornamen gua yang indah akan membawa Anda menuju Gua Grubug, tempat di mana bisa menyaksikan cahaya surga.
Setelah menempuh hampir 2 jam dari pusat kota Jogja menuju Gunung Kidul, tidak terlalu sulit untuk menemukan Goa Jomblang karena cukup banyak papan petunjuk ditempatkan di setiap belokan, namun jangan berharap menemukan jalanan halus beraspal untuk kesini. Kenapa tidak di aspal? Pengelola memang sengaja membiarkan kondisi alam sekitar tetap alami, bukan hanya akses saja tapi banyak hal lain yang tetap di biarkan “sederhana” tanpa tersentuh modernisasi.

Ketika memasuki gua jomblang yang vertikal itu beribu bahkan berjuta perasaan berkecamuk. Setelah menggunakan sepatu boot, harnes dan helm (perlengkapan wajib turun Jomblang) kami siap di turunkan ke dasar goa menggunakan teknik Single Rope Technic. Kita tinggal duduk manis ( 1 kali turun 2 orang).

Kepasrahan harus dibuktikan manakala kaki kita lepas dari pijakan dan percaya pada takdir Tuhan menjadi pegangan. Tubuh tergantung tali menuruni kedalaman 60 meter ke dasar gua. Pemandangan saat menggantung-gantung di ketinggian cukup menarik karena kadang kita harus melintas di antara ranting atau dahan pohon, karena lubang mengangga ini tercipta dari amblasnya dataran di atas sehingga beberapa tumbuhan ikut amblas dan tumbuh di dasar gua.

Gapura raksasa gua jomblang menyambut kedatangan kita, menyusuri jalan setapak menuju gua Grubug. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk mendengar bunyi gemuruh air dan melihat seberkas cahaya terang. Di depan saya terpampang pilar cahaya yang masuk menembus dari Luweng Grubug. Rasanya sedikit tidak percaya di kedalaman 90 meter di bawah tanah ada kubah dengan cahaya yang sangat indah. Suara gemuruh sungai bawah tanah terdengar jauh di bawah kami menimbulkan gema yang memantul di dinding-dinding goa.

Menyaksikan cahaya matahari yang bersal dari ventilasi atap gua Grubug, seolah menatap cahaya surga. Rasa syukur, kagum bahkan haru menyelimuti dada akan keagungan Sang Pencipta. pada akhirnya pengalaman pertama dan mungkin sekali seumur hidup menggantung di ketinggian 60 meter terbayarkan dengan indahnya pemandangan di dalam Luweng Grubug. Rasa takut, cemas, semua hilang begitu disuguhkan pilar cahaya berselimut kabut uap air yang naik dari aliran sungai bawah tanah.
sepertinya belum ngebolang jika belum ngejomblang.
Yang penasaran, informasi lebih lanjut silahkan menghubungiPak Cahyo Alkantana : +62 811 117 010 (Selaku pemilik lahan Goa Jomblang)