Djogjakarta siapa orang yang tidak mengenalnya, salah satu kota istimewa yang ada di Indonesia karena disini masih ada sistem kerajaan yang diakui oleh negara, sarat dengan budaya tradisional dan ramahnya warga dan tentunya juga karena alamnya yang indah. Mengunjungi Yogya, tidak akan lengkap jika tidak menikmati wisata alam di gunung kidul baik wisata pantai, ataupun juga wisata goa seperti goa jomblang sebagai luweng pembantaian yang terkenal dengan cahaya syurganya.
Salah satu destinasi menarik yang patut dikunjungi adalah Gunung Api Purba NGLANGGERAN dengan misteri yang melingkupinya. Purba ? mendengar kata itu saja sudah terdengar sebagai lokasi yang tentunya sudah hampir punah.Seberapa purbakah gunung api ini ? masih aktifkah saat ini ? Gunung Nglanggeran merupakan gunung api purba yang pernah aktif puluhan juta tahun lalu ini hanya berjarak 1 jam perjalanan dari kota Yogyakarta, dengan jalanan menanjak yang beraspal mulus kita bisa menikmati pemadangan alam dan petualangan yang sangat mendebarkan.
Baca : Cahaya Syurga diluweng pembantaian
Sesampainya dilokasi kawasan nglangeran, kita akan menemukan sebuah bangunan khas Joglo yang bernama Pendopo Joglo Kalisong. Dilokasi ini juga tersedia lahan parkir 24 Jam sehingga jika kita akan menginap di puncak tidak khawatir dengan kendaraan kita.

Gunung yang mempunyai ketinggian 700 mdpl ini, sangat aman bagi para pendaki pemula dan tidak akan tersesat karena hanya membutuhkan waktu singkat. Meskipun tracking yang dilewati terhitung sangat mudah, namun pendakian Nglanggeran tetap menyajikan sensasi petualangan yang memacu adrenali dengan keberadaan bongkahan batu breksi andesit raksasa. Menyusup diantara bongkahan batu besar hingga menyusuri celah sempit lorong supitan dengan dinding batu memberikan nuansa petualangan yang berbeda.

Terletak di kawasanankarst Baturagung, gunung yang litologinya tersusun oleh fragmen material vulkanik tua ini memiliki dua puncak yakni puncak barat dan puncak timur, serta sebuah kaldera ditengahnya. Gunung Nglanggeran merupakan deretan gunung batu raksasa yang menyajikan pemandangan eksotik dari bentuk dan nama yang unik dengan beragam cerita rakyat sebagai pengiringnya. Gunung-gunung tersebut biasanya dinamakan sesuai dengan bentuknya, seperti Gunung 5 Jari, Gunung Kelir, dan Gunung Wayang. Keunikan bukan hanya pada nama namun juga pada misteri yang meliputi gunung api purba ini. Konon di puncak gunung nglangeran ini hanya boleh dihuni oleh 7 kepala keluarga, tidak boleh lebih juga tidak boleh kurang.
Pendakian ini melewati tracking bebatuan yang jika musim hujan akan sangat licin, untuk menuju Pos 1 waktu yang dibutuhkan sekitar 30 menit, sebelum sampai di pos 1 para pendaki akan melewati Gunung Bagong, pendaki mesti menyusuri celah sempit lorong supitan dengan dinding batu di kanan kiri. Kali ini saya berencana mendaki untuk belajar memotret lansekap dan sunrise dari salah satu puncak Gunung Api Purba Nglanggeran. Perjalanan menelusuri jalan setapak dengan lorong lorong sempit hingga akhirnya menemukan jalan bercabang, satu menuju puncak Gunung Kelir dan satunya lagi menuju puncak Gunung Gede. Untuk menuju gunung gede saya harus mengambil jalur sebelah kiri, akhirnya kurang lebih satu jam kami berhasil mencapai puncak Gunung Gede.

Menyaksikan mentari terbit dari puncak gunung merupakan satu kemewahan yang tidak semua orang bisa menikmatinya. Rute yang ekstrim, cuaca yang tidak menentu, perjalanan yang berat, serta jauhnya jarak yang harus ditempuh dengan berjalan kaki menjadi penghalang utama bagi sebagian orang. Namun hal ini tidak berlaku di Gunung Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul.